Minggu, 29 Juni 2014

Permainan Modern Produk Globalisasi
Di abad ke-21 sekarang ini kita hampir tidak bisa mengindari pengaruh globalisasi dan modernisasi, bahkan entitas negara pun sulit membendung derasnya arus globalisasi. Mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa atau pun secara sukarela manusia dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Era globalisasi dan modernisasi menuntut kita untuk bertindak cepat, mudah, efektif, hingga instan. Globalisasi mendidik kita untuk mencapai tujuan (hasil) sesempurna mungkin, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Oleh sebab itu manusia modern cenderung individualistik.
Pengaruh globalisasi ini sudah menjalari manusia modern sejak usia balita mulai hingga dewasa mulai dari hal terkecil seperti mainan anak-anak sampai hal yang terbesar seperti perubahan gaya hidup (life style). Dalam hal ini, usia anak-anak adalah usia bermain, istilahnya tiada hari tanpa bermain bagi anak-anak. Berbeda dengan 10 atau 15 tahun yang lalu, Jjika dahulu anak-anak bermain hanya dengan bermodal batu, tongkat, dan karet gelang, namun dewasa ini anak-anak sudah dihadapkan dengan hal-hal yang berbau digital, modern dan canggih.
Di era yang serba modern saat ini hampir tidak ada mainan yang gratis. Ingin mobil-mobilan, boneka-bonekaan, game online, PS, game watch, X-Box dan lain sebagainya semuanya harus membeli. Anak-anak di dunia ini telah menjadi korban dari globalisasi permainan modern. Globalisasi selalu dikaitkan dengan modernsiasi, tidak kuno, tidak ketinggalan jaman, dsb. Sehingga implementasinya, anak akan dicap ‘ndeso’ atau ‘katrok’ jika tidak mencoba atau mengganti permainan-permainan tradisionalnya dengan mainan produk globalisasi tersebut.
Masyarakat dunia saat ini telah menjadi one global village. Artinya, bahwa masyarakat di dunia hidup dalam satu planet, satu pola hidup, dan satu selera. Globalisasi telah membuat masyarakat bisa menikmati apapun di dunia ini tanpa harus pergi ke negara pembuatnya. Apalagi, semakin gencarnya negara-negara mempromosikan free trade atau perdagangan bebas yang berdampak cukup besar terhadap arus barang yang masuk ke Indonesia. Misalnya, kita saat ini bisa menikmati KFC tanpa harus ke AS, menggunakan handphone Samsung, LG tanpa harus ke Korea Selatan, memakai produk laptop Acer tanpa harus ke Taiwan, dan sebagainya. Hal ini pun juga terjadi pada bidang permainan anak-anak. Baik di kota maupun di desa saat ini semakin menjamur bisnis rental PS, warnet dan game online.
Permainan modern produk globalisasi tersebut membawa dampak yang cukup signifikan bagi anak-anak dewasa ini. Sub bab berikutnya akan dibahas mengenai dampak permainan modern bagi anak-anak.

Dampak Permainan Modern Bagi Anak
Berbeda jauh dengan permainan anak-anak zaman dahulu yang sarat dengan nilai kejujuran, kebersamaan, kekompakan, kerjasama, keuletan dan olah fisik. Permainan modern saat ini membuat anak-anak mengalami kekurangan komunikasi dengan teman sebayanya atau lebih condong ke sifat individualistik. Mereka memainkan permainan tersebut sendirian tanpa teman.
Bersosialisasi tentunya perlu dalam proses perkembangan anak. Faktanya memang, permainan modern bisa dinikmati sendiri, sehingga anak kurang bersosialisasi dan melakukan komunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
Suatu contoh, akses online game melalui internet sudah mewabah di setiap daerah di Indonesia tak mengenal di desa maupun di kota, apalagi sekarang ini banyak sekali teknologi-teknologi yang memberikan kemudahan akses internet, seperti maraknya modem USB. Hal ini membuat anak-anak remaja, mulai bangku sekolah dasar, menengah pertama sampai mahasiswa, betah duduk berjam-jam bermain online game baik pagi, sore, maupun malam hari. Di kota-kota metropolitan saat ini, sering kita jumpai warung internet (warnet) yang memberikan pelayanan 24 jam.
Melalui media internet, mereka dapat mengakses online game untuk mencari lawan tanding dengan reward tertentu (poin diperjualbelikan) atau chatting dengan temannya di dunia maya tanpa dapat kita ketahui bagaimana perilaku dan sifat temannya. Tidak ada sebuah proses komunikasi dan sosialiasi secara langsung atau face to face dalam hal ini. Sebagian anak-anak dan remaja sampai kecanduan dan berakibat negatif kepada kehidupan sosial dan pelajarannya di sekolah, karena mereka tidak bisa menahan diri untuk bermain dan sebagian besar waktunya digunakan di warnet untuk bermain online game.
Beberapa dampak buruk yang berbahaya bagi anak-anak dan remaja yang kecanduan game online, diantaranya :
1. Pemborosan, karena harus membayar sewa online game maupun rental PS.
2. Anak menjadi malas belajar, karena pikirannya terfokus pada game.
3. Merusah kesehatan mata, karena terlalu lama di depan monitor komputer/televisi.
4. Anak menjadi individualistik.
5. Terjadi perkelahian antar pemain jika bersaing dan akumulasi emosi negatif apabila kalah didalam bermain, bahkan sampai terjadi pembunuhan seperti apa yang terjadi di Perancis pada November 2009 silam.
Julien Barreaux, 20, told police he wanted to see his rival player "wiped out" after his character in the game Counter-Strike died in a virtual knife fight.
Atau seperti yang terjadi di Bandung tahun 2005, seorang mahasiswa Universitas Maranatha tewas ditikam temannya sendiri akibat kalah bermain PS.
Krisna Cahyadi (19), mahasiswa ekonomi angkatan 2004 Universitas Maranatha, ditemukan sudah menjadi mayat di tempat kosnya, di lantai 3 kamar C-20 Tulip Home Jln. Babakanjeruk IV No. 30 Kota Bandung, Kamis (1/12) sekira pukul 13.30 WIB. Dalam pemeriksaan awal, tersangka mengaku menghabisi nyawa korban karena kalah judi bola dan bermain Play Station dengan korban.
Terpengaruh dengan kekerasan dalam game. Seperti perisitiwa yang terjadi di Wellington Amerika Serikat, seorang anak tega membunuh ibu kandungnya setelah bermain Halo 3
Daniel Petric, the Wellington teenager who claimed to be addicted to video games, was sentenced to at least 23 years in prison Tuesday for killing his mother and shooting his father after they forbade him from playing the game Halo 3.
Beberapa kasus kriminal akibat permainan PS maupun online game di atas membawa kita pada sebuah kesimpulan bahwa dampak permainan modern sangat menakutkan. Permainan modern bisa mengubah mental, moral, bahkan kejiwaan anak-anak. Harus ada sebuah pewaspadaan terhadap pemilihan permainan anak-anak. Dan pastinya kita semua tidak ingin anak-anak Indonesia mengalami hal-hal seperti di atas.
Pelestarian permainan tradisional dalam hal ini, dipandang sebagai sebuah upaya counter globalisasi permainan modern. Sebuah permainan akan sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan budaya anak-anak dalam masyarakat. Artinya bahwa anak-anak lebih bisa menerima dengan cepat suatu pengetahuan melalui permainan. Sebab dalam permainan anak terkandung nilai-nilai pendidikan yang tidak secara langsung terlihat nyata, tetapi terlindung dalam sebuah simbol. Nilai-nilai tersebut memiliki banyak dimensi , antara lain rasa kebersamaan, kejujuran, kedisiplinan, sopan-santun dan aspek-aspek kepribadian yang lain atau bahkan mengandung nilai kekerasan.

Model Permainan Tradisional
Permainan tradisional banyak ragam dan macamnya, karena permainan tradisional itu diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya  perbedaan budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya. Permainan yang dibentuk dan diciptakan oleh nenek moyang kita merupakan warisan budaya yang harus dilindungi dan dijaga agar tidak tergerus oleh arus modernisasi. Nenek moyang menciptakan permainan tradisional ini bukanlah asal-asalan menciptakan saja namun dibalik penciptaan itu tersimpan hikmah yang dapat membantu menumbuhkan karakter anak, asalkan orang tua atau pendidik dapat menyampaikan pesan moral dalam setiap permainan tersebut.
Permainan tradisioanal secara langsung atau tidak langsung akan melahirkan kepekaan terhadap semua input yang masuk pada anak. Hal ini memiliki pengaruh yang besar untuk menumbuhkan karakter anak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menumbuhkembangkan potensi anak agar mampu berfikir dan bersikap. Menurut Bredekamp dan Rosegrant, ada empat komponen untuk membantu anak menumbuhkembangkan potensinya, yaitu dengan kesadaran, eksplorasi, penyediaan pengalaman, dan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan dunianya yaitu belajar serta bermain. Jenis permainan tradisional adalah permainan yang pertama kali dikenal di lingkungan karena telah menjadi turun temurun dari orang tua mereka atau nenek moyang.
Permainan tradisional menjadi pendorong bagi perkembangan anak, selain itu permainan tradisional ini memiliki nilai-nilai kearifan local yang perlu dilindungi, dijaga dan dilestarikan keberadaanya. Seperti permainan tradisional yang dapat melatih ketangkasan, kekuatan fisik, kegesitan, keberanian, ketrampilan, dan lain sebagainya.
Pengaruh dan manfaat permainan tradisional untuk menumbuhkan karakter bagi anak, anntara lain:
a.       Mengembangkan kecerdasan intlektual anak. Saat anak terlibat dalama permainan akan belajar banyak dari temannya dalam hal membuat dan menciptakan kreatifitas. Misalnya: saat bermain dakon, bila tidak ada batu sebagai alat permainan bisa menggantinya dengan biji-bijian dan benda-bnenda lainnya yang bisa ditemukan di sekitar.
b.      Kecerdasaan naturalis anak: alat-alat permainan tradisional terbuat atau menggunakan bahan yang menyatu dengan alam sekitar misalnya dari tumbuhan, genting, batu dan pasir. Contoh permainannya engklek menggunakan genting, dakon menggunakan batu atau biji sawo, dan lain sebagainya.
c.       Mengembangkan kecerdasaan spasial anak
Bermain peran dapat ditemukan dalam permainan tradisional engklek. Permainan ini mendorong anak mengenal konsep ruang dan berganti peran.
d.      Mengembangkan kecerdasaan musical anak
Nayanyian dan bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional karena biasanya memainkan permainan tradisioanl dengan bernyanyi contohnya permainan tradisional dari Cirebon yaitu cublek-cublek suweng.
e.       Mengembangkan kecerdasan spiritual anak
Dalam setiap permainan mengenal konsep menang maupun kalah begitu pula permainan tradisional . kalah dan menang bukanlah suatu persoalan yang pelik sehingga tidak membuat pemain bertengkarb ataupun minder. Bahkan terkadang anak yang bisa memainkan suatu permainan tidak secara langsung akan mengajarkan kepada teman lainnya.
f.       Mengembangkan kecerdasaan intrapersonal dan interpersonal
Permainan tradisional dilakukan dengan multi jenjang usia dan tidak lekang oleh waktu.  Pemain yang belum bisa melakukan permainan dapat belajar secara tidak langsung pada pemain yang sudah bisa, walaupun usianya masih dibawahnya.
g.      Mengembangkan sportanitas dalam pribadi anak . tidak ada yang paling ungggul, karena tiap orang memiliki kelebihan dalam setiap permainan yang berbeda. Hal ini dapat meminimalisir perasaan egois dalam diri anak-anak.  Anak dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
h.      Permainan tradisional mempunyai karakteristik yang berdampak positif pada perkembangan anak.
1.      Cenderung memanfaatkan alat atau fasilitas dari lingkungan tanpa harus membeli dan perlu imajinasi dan kreatifitas yang tinggi.
2.      Pemainan tradisional dominan melibatkan pemain yang relative banyak. Tidak mengherankan karena permainan tradisional mendahulukan kesenangan bersama, permainan ini juga bermaksud lebih pada pendalaman kemampuan interaksi antar pemain. Seperti petak umpet, congklak dan gobak sodor.
3.      Permainan tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesan moral seperti nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, lapang dada, percaya diri dan taat pada aturan.
4.      Sosialisasi antar anak semakin baik, dalam berkelompok pun harus menentukan strategi, mengembangkan sikap sportif , menghargai orang lain dan mampu bekerja sama. Misalkan engklek, congklak, lompat tali, bola bekel dan lain-lain.
Permainan tradisional banyak ragamnya dan mampu menumbuhkan karakter anak mulai dari aspek kognitif, emosional dan motorik. Model-model permainan tradisional yang mampu menumbuhkan karakter anak sangat beragam namun yang akan dibahas di makalah ini hanyalah dua permainan yang memerlukan area yang luas dan pemain yang banyak dan  tidak memerlukan area luas dan pemain cukup dua anak yaitu:

1.      Gobak sodor
Istilah permainan Gobag sodor dikenal di daerah jawa tengah , sedangkan di daerah lain seperti galah lebih dikenal di Kepulauan Natuna, sementara di beberapa daerah Kepulauan Riau lainnya dikenal dengan nama galah panjang. Di daerah Riau Daratan, permainan galah panjang ini disebut main cak bur atau main belon. Sedang di daerah jawa barat di kenal dengan nama Galah Asin atau Galasin.
Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Cara melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap, Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan, caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat menarik dan menyenangkan,setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Permainan ini mengajarkan akan ketangkasan, kerja keras, kebersamaan, strategi yang baik dalam memilih keputusan dan mengajarkan untuk tidak mudah putus asa karena jalan yang dilalui tak hanya satu jalur tapi beberapa jalur.

2.      Dakon
Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan.
Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan. Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil, cermat, sportif, jujur, adil, tepa selira, dan akrab dengan temannya.


Untuk mengembalikan kejayaan permainan tradisional di masa dahulu perlu bimbingan dari orang tua terhadap anaknya dengan mengenalkan permainan tradisional sejak dini, selain itu juga perlu mengenalkan anak terhadap teknologi seperti gadget, smartphone dan lain-lain dengan pengawasan ketat dan harus dibatasi penggunaannya. 
kemudian peran dari pemerintah juga diperlukan dengan menggalakan pendidikan permainan tradisional terhadap anak, serta peran komunitas-komunitas dari masyarakat yang turut mengenalkan permainan-permainan tradisional kepada masyarakat luas kembali.